Pemerintah Jepang, melalui Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata (MLIT), merespons dengan melakukan inspeksi langsung pada beberapa model, termasuk Gran Max. Uji tabrak pada pikap ini dilakukan untuk memastikan standar keselamatan yang sesuai di Jepang.
Dalam uji tabrak Daihatsu Gran Max melaju dengan kecepatan 50 km/jam dan menabrak dinding dengan boneka dummy sebagai penumpang.
Hasilnya menunjukkan potensi bahaya keselamatan pada kendaraan tersebut. Saat pengujian airbag, MLIT menemukan bahwa perangkat ini diaktifkan berdasarkan pengatur waktu, menimbulkan kekhawatiran terkait deteksi otomatis oleh sensor.
Selain Gran Max, MLIT juga menguji tabrak Toyota Town Ace dan Mazda Bongo. Sebagai tindak lanjut, MLIT memerintahkan penghentian pengiriman kendaraan terdampak dan pencabutan sertifikasi keselamatannya.
Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata, Tetsuo Saito, menyebutnya sebagai masalah besar yang dapat mengguncang sistem sertifikasi mobil dan akhirnya mempengaruhi keandalan industri manufaktur Jepang.
Daihatsu merespons dengan berjanji untuk melakukan koreksi sesuai perintah dan menyelidiki masalah ini secara menyeluruh.
Mereka berkomitmen untuk menyampaikan laporan dalam satu bulan sebagai tanggapan terhadap keadaan ini.
Presiden Daihatsu, Soichiro Okudaira, mengakui bahwa ini adalah masalah manajemen yang melibatkan sistem dan lingkungan kerja.
Skandal uji tabrak ini tidak hanya mempengaruhi reputasi Daihatsu, tetapi juga menciptakan dampak yang dapat merubah fondasi sistem sertifikasi mobil di Jepang. Otoinfo
More Stories
Bikin Irit Sampai Dompet! Harga Honda Supra X 125 Bekas Akhir Juli 2025 Mulai Rp 8 Jutaan
Harga Honda Mobilio Bekas Akhir Juli 2025 Bikin Kaget! Mulai Rp 100 Jutaan Saja
Cuma DP 50 Persen, BYD Atto 1 Bisa Dicicil dengan Bunga 0 Persen! Ini Simulasi Angsurannya