Thursday, July 3, 2025
spot_img

Melacak Jejak Yamaha Sigma! Bebek 2Tak dengan Sejarah Unik

Otoinfo – Pabrikan Yamaha Indonesia pernah meluncurkan Yamaha Sigma sebagai penerus Alfa IIR, sebuah motor bebek 2Tak 100cc pada sekitar tahun 1997, sebelum krisis moneter melanda Indonesia. Meskipun hadir dengan desain yang lebih modern dan tagline “motor keluarga,” Yamaha Sigma tidak mampu mengejar kesuksesan pendahulunya, Alfa Series, yang populer di pasaran.

Desain Simpel dan Modern Yamaha Sigma

Sebagai penerus Alfa, Sigma dibangun menggunakan platform yang sama dari rangka hingga bagian mesin. Namun, desainnya lebih modern dengan bentuk meruncing pada setiap sisinya, meninggalkan desain minimalis yang menjadi ciri khas Alfa. Secara siluet, motor ini mendekati Yamaha F1Z dan Crypton, tetapi dengan bodi yang lebih ramping, sederhana, dan simpel. Headlamp yang sedikit oval sejajar dengan sein depan, serta body tengah yang menyatu elegan hingga ke lampu belakang.

Shockbreaker belakang tanpa cover, footstep tidak menyatu dengan arm, tapi memiliki dudukan plat sendiri. Meskipun simpel, Yamaha Sigma tetap mempertahankan penutup rantai penuh dan logo Yamaha pada tebeng depan. Knalpotnya bermodel lurus dan sudah menggunakan cakram dua piston pada rem depan.

Performa Mesin dan Spesifikasi Yamaha Sigma

Sigma didukung oleh mesin 1 silinder 2Tak berkapasitas 102,1cc berpendingin udara, dengan bore x stroke sebesar 50x52mm. Mesin ini mampu menghasilkan power maksimal sebesar 7,9 PS pada 7.000 rpm dan torsi maksimal sebesar 0,9 Kg-m pada 6.000 rpm.

Transmisi manual 4 percepatan menjadi pilihan untuk mengoptimalkan performa. Dengan bobot yang ringan, hanya 82 Kg, dan tangki berkapasitas 4,8 liter, Sigma juga dilengkapi velg berdiameter 17 inci. Rem depan menggunakan model cakram dual piston, sementara rem belakang masih menggunakan tromol, yang merupakan standar pada masa itu.

Baca Juga:  Wow! New Yamaha Nmax 2024 Siap Gemparkan Pasar! Apakah Ini Penghalang Terbesar Honda PCX?

Nasib Sigma

Meskipun lahir pada tahun 1997, Yamaha Sigma menghadapi tantangan bersaing dengan motor-motor sekelasnya seperti Yamaha F1Z, F1ZR, Crypton, Vega, dan Jupiter yang lebih diminati oleh konsumen. Akibatnya, Sigma sepi peminat dan akhirnya dihentikan produksinya sekitar tahun 2002.

Dengan demikian, Yamaha Sigma menjadi bagian dari sejarah motor bebek 2Tak di Indonesia, meninggalkan jejak sebagai penerus Alfa IIR yang tidak mampu menandingi popularitas pendahulunya. Meski begitu, desainnya yang simpel dan modern tetap menjadi kenangan bagi para penggemar sepeda motor klasik. Otoinfo.

Baca Juga:  Mitsubishi Xpander 2020: Mobil Bekas dengan Pesona Keren dan Performa Unggul!

Latest Posts