Otoinfo – Pada bulan September tahun lalu, Volvo mengumumkan keputusan bersejarah untuk mengakhiri era mesin diesel dalam produksi mobilnya dengan XC90.
Langkah ini diambil demi menitikberatkan fokus perusahaan pada pengembangan kendaraan listrik (EV) yang ramah lingkungan.
Dan pada tanggal 26 Maret, satu unit terakhir dari mobil bermesin diesel Volvo meluncur dari jalur perakitan. Mobil itu adalah Volvo XC90 berwarna biru, yang telah menjadi simbol terakhir dari era diesel Volvo.
Setelah keluar dari jalur produksi di pabrik Torslanda, Swedia, XC90 akan diabadikan di museum Volvo. Diharapkan mobil ini akan menjadi daya tarik utama bagi pengunjung yang ingin melihat penutupan era diesel Volvo. Museum ini akan membuka pintunya untuk publik mulai 14 April mendatang.
Era mesin diesel telah memainkan peran penting dalam perjalanan mobil tersebut menuju status merek premium yang diakui secara global. Pada tahun 2019, sebagian besar penjualan mobil Volvo di Eropa masih didominasi oleh varian diesel.
Namun, dengan berjalannya waktu, permintaan konsumen bergeser menuju kendaraan ramah lingkungan. Volvo menyadari bahwa fokus pada EV adalah langkah yang tepat, sejalan dengan regulasi emisi yang semakin ketat dan permintaan pasar yang terus berkembang. Sehingga kehadiran Volvo XC90 kedalam museum merupakan langkah yang tepat.
Saatan ini, mayoritas penjualan Volvo di pasar Eropa adalah mobil listrik, baik dalam bentuk powertrain listrik murni maupun plug-in hybrid (PHEV), yang menggantikan peran mesin diesel.
Volvo, yang berkantor pusat di Gothenburg, Swedia, memiliki rencana ambisius untuk menjual lebih banyak mobil listrik. Targetnya adalah hanya menjual kendaraan nol emisi pada tahun 2030 mendatang.
Dengan langkah menghadirkan XC90, Volvo berkomitmen untuk menjadi pelopor dalam industri otomotif yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Otoinfo.
