Otoinfo.id – Gelar “Un-Official SachsenKing” bagi Marc Márquez bukanlah sekadar julukan belaka. Catatan impresifnya di Sachsenring sebelum tahun 2024—khususnya sebelum cedera—memang sangat mengesankan. Namun, hasil balapan yang diperoleh Marc pada hari Jumat dan Sabtu lalu jauh dari ekspektasi publik.
“Saya sudah mengatakan bahwa jika saya memiliki akhir pekan yang sempurna, saya akan mampu bertarung dengan mereka yang berada di puncak. Namun, saya mengalami akhir pekan yang membawa bencana, yang terburuk tahun ini. Semua masalah yang mungkin terjadi telah muncul, jadi kami harus menyimpannya besok (hari ini),” ujar Marc dengan jujur.
Harapan publik dan harapan Marc tentunya sangat tinggi terhadap debutnya bersama Ducati di sirkuit andalannya ini, di mana ia selalu sukses menduduki posisi pertama setiap kali menyelesaikan balapan. Sachsenring menjadi harapan Marc untuk mengakhiri puasa kemenangannya yang sudah memanjang lebih dari 900 hari.
Namun, pada awal Assen minggu lalu, Marc memperingatkan bahwa tidak ada yang bisa berharap dia akan mendominasi balapan, mengingat performa luar biasa dari pembalap lain, terutama Pecco Bagnaia dan Jorge Martín, serta potensi peran yang bisa dimainkan oleh Aprilia di beberapa sirkuit dengan karakter berbeda.
Dua kali jatuh pada hari Jumat membuat segalanya semakin sulit, sampai-sampai Marc bahkan tidak yakin bisa berpartisipasi pada hari Sabtu. Cedera parah pada sisi kanan tulang rusuknya dan patah kecil pada jari telunjuk tangan di sisi yang sama menambah kesulitan. Ditambah lagi, Stefan Bradl secara tidak sengaja menghalangi jalur time attack-nya di Q1, membuat Marc harus memulai dari posisi ke-13.
Marc menjelaskan mengapa dia terlihat berjuang keras pada hari Jumat ketika mencoba menyelamatkan Desmosedici GP23-nya yang kehilangan grip. “Ada beberapa hal yang campur aduk, mulai dari suhu hingga masalah mekanis. Saya tidak benar-benar berusaha, tapi sayangnya ketika saya kehilangan bagian depan, saya mengalami highside. Itu adalah nasib buruk. Saya mencoba menyelamatkannya karena motor lain mengalami masalah mekanis dan saya tidak ingin kehilangan motor kedua juga, itulah masalahnya. Mekanik kemudian melakukan keajaiban dengan motor lain itu, setelah dua hari mereka memperbaiki masalahnya, dan saya mampu melakukan tiga lap itu.”
Memulai balapan dari posisi ke-13 bukanlah hal baru bagi Marc, namun Sachsenring menawarkan tantangan tersendiri. Sirkuit yang cepat dan sempit ini, meski memiliki banyak tikungan kiri, membuatnya sulit untuk mengembangkan kecepatan balap. Dalam balapan 15 lap, Marc hanya mampu finis di posisi keenam, meskipun telah berusaha keras, hampir jatuh, dan menekan Maverick Viñales hingga finis hanya dengan selisih 0,003 detik.
Meskipun Marc tampil cepat di tikungan kiri, sirkuit yang sempit menyulitkannya untuk meningkatkan kecepatan. Dia memang merupakan GP23 terdepan di balapan sprint, namun data menunjukkan bahwa dalam lima lap pertama, Marc harus berjuang melawan banyak pembalap di depannya yang berjarak dekat. Pecco dan Martín, yang berada di grup depan, mampu memanfaatkan ruang lebih kosong dan memperlebar jarak dengan pace yang lebih cepat hingga setengah detik per lap dibandingkan Marc.
Balapan pada hari Minggu mungkin akan berbeda karena faktor manajemen ban, tekanan, bahan bakar, dan kebugaran fisik. Marc juga harus memanage kebugarannya mengingat cedera di tulang rusuknya masih mempengaruhi performanya. “Bagaimana kondisi fisik saya, saya akan mengetahuinya dalam dua jam. Hari ini saya berlomba dengan obat penghilang rasa sakit intramuskular terkuat yang tersedia. Jari yang patah mengganggu saya tetapi ini adalah masalah yang bisa diterima. Masalahnya saat ini adalah begitu saya melakukan lebih dari lima putaran, pernapasan menjadi lebih intens dan rasa sakit semakin bertambah. Untungnya, kami hanya memiliki beberapa tikungan kanan. Di sirkuit lain, saya jamin mustahil untuk balapan dalam kondisi seperti ini,” jelasnya.
Marc menambahkan, “Di akhir Q1, saya terlihat ‘menyerah’, tetapi itu bukan karena masalah tulang rusuk. Sayangnya, akhir pekan ini, segala sesuatu yang mungkin salah di garasi kami benar-benar salah. Semua masalah mekanis yang dihadapi sudah ada, dan pada Q1 dengan ban kedua kami mengalami masalah mekanis. Kami terjebak dalam kemacetan. Meskipun Sachsenring telah memberikan hasil yang baik bagi saya di masa lalu, start dari posisi ke-13 membuat segalanya sangat sulit karena hanya ada dua titik sirkuit yang bisa digunakan untuk menyalip. Dengan lap bersih, saya mencatatkan lap yang lebih unggul,” tutup Marc setelah balapan sprint kemarin.