Otoinfoi.id – Kelistrikan motor menggunakan sistem sekring paralel. Setiap beban pada satu sistem, pasti disediakan sekring sendiri untuk mengamankan jalurnya agar terhindar dari korsleting.
Sebagai contoh, lampu utama memiliki sekring sendiri, lalu klakson pun demikian. Supaya gak, bisa lihat di tutup pada box sekring.
“Yang perlu diperhatikan adalah setiap sekring itu mempunyai nilai dalam satuan Ampere (I) sesuai dengan bebannya,” jelas Agus dari bengkel Pro Tuner, di Tuban Kelan, Kuta Selatan, Bali.
Sayangnya, banyak pemilik motor yang melakukan modifikasi perangkat motor tanpa juga memperhatikan sekring. Contohnya, mengganti lampu depan dengan model HID atau klakson keong yang menggunakan daya lebih tinggi dari aslinya.
“Kebanyakan konsumen tidak memperhatikan beban dan menyesuaikan sekring dengan beban yang baru,“ tutur Agus.
Akhirnya, ”Ketika lampu dinyalakan atau klakson ditekan, sekring jadi putus,” yakin Pria asal Pupuan, Tabanan ini.
Untuk menghindari hal tersebut, wajib paham aturannya dulu nih. Untuk menghitung beban sekring ideal, pria berkulit gelap ini kasih formula lho,
![](https://www.otoinfo.id/wp-content/uploads/2018/04/WhatsApp-Image-2017-04-16-at-2.27.49-PM-696x460.jpeg)
I=P/E
I : Kuat Arus ( Ampere )
P : Daya Listrik ( Watt )
E : Tegangan Listrik ( Volt )
“Namun perlu diketahui untuk menghitung besarnya kapasitas sekring diperlukan faktor aman 2 kali dari rumus di atas,“ wanti Agus.
Misalnya lampu depan atau headlight mempunyai daya listrik 55 Watt dengan tegangan di motor hampir semua menganut 12 Volt.
Maka untuk mencari berapa Ampere sekring yang harus digunakan, masukkan ke dalam rumus akan ketemu 4,58 Ampere. Silahkan dikalikan 2 maka akan menghasilkan 9,16 Ampere.
“Berhubung di pasaran sekring yang tersedia adalah 5 A, 7,5 A, 10 A, 15 A dan 20 A maka kita bisa menggunakan yang 10 A, “ tutur pria asli Bali ini. Ka
![](https://www.otoinfo.id/wp-content/uploads/2024/07/iklan-grup-artikel.png)