Otoinfo.id – Fenomena kelas Sunmori dan Prostreet di balap drag bike kini memang boleh dibilang berkembang pesat. Bahkan kelas motor jalanan itu sudah banyak diterima para pelaku balap lurus dari berbagai kalangan.
Dimaksud kelas motor jalanan, karena motor yang dipakai bukan pyur motor balap pada umumnya. Tapi motor-motor yang dipakai di jalanan, masih dengan bentuk aslinya.
Nah, beberapa waktu lalu Pele dari Pells Racing Solo ini bilang, jika bahan bakar bebas di kelas motor jalanan ini, maka prediksinya kelas ini bakal pudar dan hilang. Yap, lagi-lagi bicara bahan bakar bebas yang saat ini sedang menjadi perbincangan hangat.
Jika ingin umurnya panjang, harus ada pembatasan atau regulasi yang pasti untuk bahan bakar kelas ini. Karena tidak dipungkiri, ini kelas yang makin ramai dan siapa saja bisa balap, jika ada ketentuan bahan bakar bebas, mereka yang dari kalangan atas yang menguasai. Seperti fenomena mundurnya tim-tim balap drag bike yang dinilai off balap atas dasar bahan bakar bebas ini.
Maka, konteks ini kami konfirmasi pada AWP Garage, bengkel asal Jogja yang memang kondang bermain di balap Sunmori dan Prostreet. Menurutnya, saat ini makin banyak pemain malah semakin tidak jelas soal aturan bahan bakar yang dipakai.

“Sebetulnya saya senang kelas tersebut makin ramai dan diminati. Kami juga makin semangat riset motornya. Tapi untuk masalah bbm, kok akhir-akhir ini bebas. Bahkan di event sekelas rookie bukan event besar,” ungkap Awanda, punggawa AWP yang juga bilang kalau bahan bakar bebas, kasihan mereka yang baru terjun di kelas tersebut, apalagi tim privateer dengan dana yang tidak unlimited.
Awanda juga bilang, soal regulasi bahan bakar itu wajib diperjelas. Biar para pemain di kelas tersebut dapat keadilan. Agar sama rata dan pastinya bisa long life, karena kelas ini memang tadinya untuk mereka yang ingin main drag bike dengan biaya murah.
Konteks ini juga mendapat perhatian dari Yudha Erdeve selaku promotor ajang drag bike IDC. Menurutnya, bahan bakar di kelas ini sebaiknya dibatasi. “Sunmori dan Prostreet itu market. Kita harus membatasi pastinya, agar lebih ideal. Ini kelas budget terjangkau, siapapun bisa jadi balap. Misal maksimal RON 100 sudah cukup,” ujarnya.

“Yap, lebih baik dibatasi bbm SPBU saja. Kalau enggak maksimal bensol kaya di IDC dan event besar lainnya,” tukas Awanda.
Yes, pastinya kelas motor jalanan ini berangkat dari mereka yang hobi kebut-kebutan di jalanan yang kemudian dirangkul dan diberi wadah. Dengan adanya regulasi yang jelas dan adil, kelas ini diprediksi akan lebih berumur panjang dan tidak berhenti di tengah jalan. Tentunya regenerasi akan tetap berjalan.