Otoinfo.id – Mantan juara dunia dua kali, Casey Stoner, kembali mencuri perhatian lewat kritik pedasnya usai sesi Latihan Bebas 1 MotoGP Austria 2025 di Red Bull Ring. Ia menilai kehadiran sistem kontrol stabilitas atau bantuan anti-highside telah mengubah wajah MotoGP ke arah yang keliru.
Menurut Stoner, teknologi ini justru mengulang kesalahan yang pernah dibuat Formula 1. “Saat ini, kita menciptakan juara dari para insinyur, bukan dari para pembalap,” ujarnya dengan nada tegas.
“Motor Paling Mudah Dikendarai di Dunia”
Stoner menyoroti bagaimana perangkat elektronik membuat motor bermesin hampir 300 hp menjadi terlalu mudah dikendalikan. “Para pembalap terbaik di dunia kini mengendarai motor paling mudah dikendarai. Tidak ada lagi unsur keterampilan dalam mengontrol slide atau memainkan kopling,” ucapnya.
Ia bahkan menilai, kini pembalap hanya perlu menekan rem keras, masuk tikungan, dan memutar throttle tanpa rasa takut kehilangan kendali. Hal ini menurutnya merusak esensi MotoGP sebagai olahraga adu nyali dan keterampilan.
Klaim “Keamanan” yang Dipertanyakan
Pihak resmi MotoGP menyebut sistem kontrol stabilitas diciptakan demi keselamatan. Namun Stoner punya pandangan berbeda.
“Saya tidak melihat ini lebih aman. Jika bagian belakang motor terlalu dikontrol, pembalap akan makin berani mendorong bagian depan. Ketika ban depan hilang grip, potensi kecelakaan bisa lebih berbahaya,” katanya.
Ia juga menyinggung kecepatan yang makin tinggi di trek lurus, membuat margin kesalahan pada titik pengereman semakin tipis. Kondisi ini terbukti di Spielberg, ketika banyak rider melebar saat mengerem keras, termasuk Enea Bastianini yang beberapa kali keluar lintasan.
Baca Juga: Marquez Akui Bagnaia Rival Terberat di MotoGP Austria, Bukan Sang Adik
Regulasi 2027 Dinilai Masih Bermasalah
MotoGP berencana menerapkan regulasi baru pada 2027, termasuk pengurangan aerodinamika, kapasitas mesin, serta pelarangan perangkat height device. Namun Stoner menilai perubahan ini belum menyentuh akar masalah.
“Motor lebih ringan berarti jarak pengereman makin pendek dan peluang menyalip semakin sedikit. Winglet tetap ada, kecepatan tikungan makin tinggi, dan turbulensi udara justru memperburuk stabilitas,” paparnya.
Selain itu, Stoner mengingatkan soal biaya pengembangan aerodinamika yang justru menambah beban finansial tim. “Aero adalah hal termahal, dan ini sama sekali tidak membuat MotoGP lebih murah,” tandasnya.
Baca Juga: Jorge Martín Ungkap: “Lebih Berat Finis P15 Sekarang daripada Rebut Pole Tahun Lalu”
MotoGP Kehilangan Jiwa Balapan?
Bagi Stoner, arah MotoGP saat ini jelas menjauh dari esensi balap motor murni. “Setiap langkah regulasi justru menuju arah yang salah,” tutupnya.
Pernyataan Stoner menjadi peringatan keras bagi Dorna dan FIM agar tak lagi terjebak dalam kesalahan yang pernah menodai Formula 1: terlalu mengandalkan teknologi hingga keterampilan pembalap kehilangan peran utamanya.
More Stories
Resmi! Diogo Moreira Selangkah Lagi Gabung Honda MotoGP, Gantikan Somkiat Chantra
Raih Podium Perdana di Moto2, Daniel Holgado Bidik Gelar Juara Dunia 2026
Diincar Yamaha & Honda, Moreira Tegaskan Ingin Promosi MotoGP dengan Tim Pabrikan