Otoinfo.id

Portal Informasi Otomotif Indonesia

Ini Sebabnya Minyak Rem Motor Perlu Diganti Tiap Jarak 6.000 km

Ini Sebabnya Minyak Rem Motor Perlu Diganti Tiap Jarak 6.000 km

Ini Sebabnya Minyak Rem Motor Perlu Diganti Tiap Jarak 6.000 km

Otoinfo.id – Minyak rem motor sering kali dianggap sepele oleh sebagian pengguna kendaraan roda dua. Padahal, cairan ini berperan vital dalam sistem pengereman hidraulis yang menentukan keselamatan pengendara di jalan. Menurut Sutrisno Tan, pemilik bengkel spesialis Digioto di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, minyak rem idealnya diganti setiap jarak 6.000 km atau enam bulan sekali.

Jika telat diganti, kualitas minyak rem bisa menurun drastis, yang berujung pada menurunnya performa pengereman. Akibat paling serius, rem motor bisa blong ketika digunakan dalam kondisi darurat.

Kenapa Minyak Rem Motor Harus Diganti?

1. Tabung Minyak Rem Mudah Terpapar Panas dan Kotoran

Posisi tabung minyak rem motor berada di bagian luar, sehingga rentan terpapar panas mesin dan kotoran dari debu jalan maupun gesekan kampas rem. Seiring waktu, minyak rem akan terkontaminasi dan viskositasnya menurun.

2. Risiko Penurunan Daya Cengkram Rem

Jika viskositas atau kekentalan minyak rem berkurang, tekanan hidraulis tidak lagi optimal. Hal ini membuat kampas rem tidak bisa mencengkeram cakram dengan maksimal, sehingga jarak pengereman menjadi lebih panjang dan berbahaya.

Baca Juga: Tips Membeli Aki Mobil dan Motor yang Benar agar Tidak Rugi

Baca Juga:  Ini Cari Kebaikan Ala Konsumen Honda di Bulan Ramadhan

3. Mengurangi Risiko Rem Blong

Minyak rem yang sudah lama dipakai akan mudah mendidih saat rem bekerja keras, terutama ketika motor digunakan di jalan menurun atau dalam kondisi lalu lintas padat. Gelembung udara yang terbentuk bisa menyebabkan rem tidak berfungsi sama sekali.

Spesifikasi Minyak Rem yang Tepat untuk Motor

Saat mengganti minyak rem motor, jangan sembarangan memilih cairan pengganti. Rata-rata motor keluaran terbaru menggunakan minyak rem dengan standar DOT 3 atau DOT 4.

  • DOT 3 & DOT 4: Paling umum digunakan pada motor harian, cocok untuk kondisi lalu lintas perkotaan.

  • Hindari DOT lebih tinggi: Menggunakan DOT 5 misalnya, bisa merusak seal karet pada master rem karena sifat kimianya berbeda.

  • Terlalu rendah juga berbahaya: Jika spesifikasi di bawah yang direkomendasikan, tekanan hidraulis tidak akan maksimal sehingga rem kurang pakem.

Baca Juga:  Tarikan Lemot? Lakukan Ini! Tips Yamaha NMAX Masalah Tarikan Lemot

Baca Juga: Sejarah Singkat Honda U-Be: Motor Listrik Wuyang-Honda untuk Mobilitas Praktis dan Sederhana

Tips Agar Sistem Pengereman Tetap Optimal

  1. Ganti minyak rem tiap 6 bulan atau 6.000 km, meskipun motor jarang dipakai.

  2. Gunakan minyak rem sesuai rekomendasi pabrikan yang tercantum di buku manual motor.

  3. Periksa tabung minyak rem secara rutin untuk memastikan tidak ada kebocoran atau perubahan warna minyak yang signifikan.

  4. Hindari mencampur minyak rem berbeda merk atau jenis DOT, karena bisa mengurangi performa pengereman.

Baca Juga:  Rahasia Tersembunyi di Kode Kedip Lampu Motor Honda Beat! Pelajari dan Amankan Perjalanan Anda

Mengganti minyak rem motor tiap 6.000 km atau 6 bulan sekali bukanlah sekadar rutinitas servis, tetapi langkah krusial untuk menjaga keselamatan di jalan. Dengan minyak rem yang selalu dalam kondisi prima, sistem pengereman akan bekerja optimal dan risiko kecelakaan bisa diminimalisir.

Jangan tunggu hingga rem terasa blong atau kurang pakem, lakukan perawatan sejak dini. Ingat, nyawa Anda jauh lebih berharga dibanding menunda mengganti minyak rem motor.

About The Author

Copyright © All rights reserved. | EnterNews by AF themes.