

Otoinfo.id – Up grade performa bisa dilakukan dengan memasang perangkat turbo. Seperti yang dilakukan Andre Hermawan pada Honda CBR150R lansiran 2015 ini. “Penggunaan turbo jauh lebih signifikan hasilnya,” terang Andre sapaannya.



Sebagai pendamping, Andre memilih bengkel kenamaan Surabaya yakni HKU Racing Motorsport, Surabaya. Melalui tangan dinginnya, turbo pun bisa dicangkok dengan sempurna. MT4


Baca Juga : Mau Desain Knalpot Boom, Begini Caranya
Baca Juga : Cara Desain Velocity Stack Yang Benar
Baca Juga : Asyik, Kini ECU Motor Bisa Diremapping, Tonton Videonya
Boost 0,8 Bar
Jenis turbo yang diaplikasi oleh Andre adalah IHI RHF3. Spesifikasinya memang cocok dengan mesin 150-200 cc. Artinya kemampuan boost dan debit udara sesuai dengan isapan mesin 150 cc CBR150R.
Penggunaan RHF3 ini menghasilkan tekanan udara yang cukup tinggi. Dengan boost meter terukur 0,8 bar. Cukup tinggi untuk motor harian. “Didapat pada putaran tinggi. Jadi supaya putaran bawahnya tidak terlalu galak,” urai Andre Hermawan.
Riding Impression
Penasaran dengan CBR150R turbo ini. Saat mesin dinyalakan, memang terasa seperti mesin standar. Idle normal dan tidak ada gejala pincang layaknya mesin yang sudah ganti cam shaft durasi tinggi.
Sebelum mencoba jalan, Otoinfo pastikan dulu tekanan turbo yang dihasilkan. Ketika idle posisi jarum boost meter masih berada di bawah 0. Berdasarkan perkiraan, jarum berada pada minus 0,2 bar. Artinya, belum ada tekanan turbo. Atau bahkan flow turbo masih kalah besar dengan isapan mesin.
Begitu gas dibuka hingga 7.000 rpm, baru tekanan plus muncul. Angkanya belum terlalu besar. namun saat putaran menginjak 11.000 rpm barulah boost 0,5 bar terjadi. “Kalau ada beban baru bisa menyentuh angka 0,8 bar,” jelasnya.
Setelah mengetahui bahwa turbo bekerja, barulah Otoinfo.id melakukan riding. Saat coba gas pol langsung, mesin seperti tersedak.
Sepertinya fuel terlalu kaya. Tapi analisa Otoinfo ini lantaran terjadi turbo lag. Turbo belum mampu memberikan boost disaat mesin sedang membutuhkan.
Turbo lag tersebut, hilang ketika putaran berada di atas 7.500 rpm, power langsung muncul. Jika tidak siap, tangan bisa terlepas dari setang.
Coba bandingkan dengan power CBR150R dalam keadaan standar, perbedaannya memang signifikan. Akselerasinya lebih terasa. Dalam bahasa Jawa, powernya njambak-njambak. “Kampas kopling jadi gampang slip,” kekeh Andre.
Turbo lag juga terjadi ketika menutup gas saat engine brake, kemudian membuka spontan bukaan throttle body. Saat itu, turbo belum spooling (memberikan boost) sementara, mesin sudah meminta udara yang banyak.
Namun turbo lag tersebut hilang ketika mesin sedikit dipancing. Maksudnya, rpm ditahan sebentar agar turbo melakukan spooling (menghembus), baru kemudian dibuka penuh.
Sayang, lintasan kurang mumpuni untuk mencoba top speed.