Otoinfo – Supercar Lamborghini telah lama menjadi ikon gaya hidup mewah bagi para miliarder di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Namun, tahukah Anda bahwa perusahaan mobil mewah ini pernah dimiliki oleh dua sosok konglomerat Indonesia?
Kisah kepemilikan Lamborghini oleh dua pengusaha Indonesia ini menjadi bagian menarik dalam sejarah otomotif dunia.
Perusahaan yang berbasis di Italia ini telah memproduksi berbagai jenis supercar yang terkenal di seluruh dunia.
Namun, sebelum dimiliki sepenuhnya oleh Audi, Lamborghini sempat menjadi milik dua konglomerat asal Indonesia.
Kepemilikan Lamborghini oleh konglomerat Indonesia ini berawal dari krisis yang dialami oleh Fiat Chrysler Corporation pada masa itu.
Pada tahun 1994, Fiat Chrysler Corporation mengumumkan rencananya untuk menjual perusahaan dan merek Lamborghini.
Sebagai respons terhadap penjualan ini, beberapa perusahaan otomotif dunia ditawari untuk mengakuisisi nya. Salah satu yang tertarik adalah dua konglomerat Indonesia, V’Power Corporation dan Mycom Setdco.
V’Power Corporation dimiliki oleh Hutomo Mandala Putra, yang lebih dikenal sebagai Tomy Soeharto, putra dari Presiden Soeharto saat itu.
Sementara itu, Mycom Setdco adalah grup investasi asal Malaysia yang beberapa sahamnya dimiliki oleh pengusaha Indonesia, Setiawan Djody. Kedua konglomerat ini kemudian melakukan konsorsium untuk mengakuisisi mayoritas saham Fiat Chrysler Corporation.
Pada bulan Januari 1994, V’Power Corporation dan Mycom Setdco berhasil mengakuisisi saham mayoritas dengan nilai sekitar 40 juta Dolar AS.
Selama lebih dari tiga tahun, Lamborghini menjadi milik kedua pengusaha Indonesia tersebut dan berhasil memproduksi berbagai model mobil mewah, antara tahun 1995 hingga 1998.
Berbagai model terkenal lahir selama kepemilikan Indonesia atas Lamborghini, seperti Lamborghini SV yang lebih ringan namun lebih kuat, dan VT Roadster yang merupakan mobil konsep convertible dengan atap yang bisa dibuka.
Bahkan, pada tahun 1995, Lamborghini memperkenalkan mesin tipe V10 melalui prototipe Cala.
Meskipun berhasil sukses di bawah kepemilikan Indonesia, namun kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan di Indonesia membuat Tomy Soeharto dan Jodi Setiawan terpaksa melepas saham mereka ke Audi AG, sebuah perusahaan asal Jerman. Lamborghini kemudian menjadi milik Audi AG dengan nilai transaksi sekitar 150 juta Dolar AS.
Di bawah kepemilikan Audi AG, terus berkembang dan meluncurkan berbagai model mobil sport super terkenal, seperti Aventador dengan mesin V12 yang diluncurkan pada tahun 2011, Huracán dengan mesin V10 pada tahun 2014, dan SUV Super Urus dengan mesin V8 twin-turbo pada tahun 2017.
Kisah kepemilikan Lamborghini oleh dua konglomerat Indonesia ini menjadi salah satu bab menarik dalam sejarah industri otomotif dunia.
Meskipun kepemilikan tersebut tidak berlangsung lama, namun jejaknya tetap terkenang dalam sejarah sebagai bagian dari perjalanan panjang merek ini menuju kesuksesan global. Otoinfo.