Otoinfo.id – Pada tahun 2024, penjualan mobil baru di Indonesia diprediksi tidak akan mencapai 1 juta unit. Hal ini disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat, terutama di kalangan kelas menengah. Selama 10 tahun terakhir, penjualan mobil baru di Indonesia mengalami stagnasi, yang sering disebut sebagai “jebakan 1 juta unit.”
Riyanto, peneliti dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang membuat kelas menengah kesulitan membeli mobil baru.
“Pada tahun 2024, situasi ekonomi mungkin tidak terlalu menggembirakan, meskipun pertumbuhan ekonomi diprediksi mencapai 5,1 persen. Kenaikan harga kebutuhan pokok mempengaruhi kelas menengah, sehingga mereka lebih banyak mengalokasikan dana untuk kebutuhan makanan,” ujar Riyanto di Tangerang belum lama ini.
Riyanto menambahkan, menurunnya daya beli kelas menengah terlihat dari meningkatnya permintaan mobil bekas. Pada tahun 2023, tercatat sebanyak 1,5 juta unit mobil bekas terjual, meskipun angka ini kemungkinan lebih tinggi karena sebagian besar transaksi tidak terdata.
“Alasan stagnasi penjualan mobil baru pada angka 1 juta unit hanya ada dua, yaitu banyaknya masyarakat yang memilih membeli mobil bekas dan pendapatan per kapita yang tidak sebanding dengan kenaikan harga mobil,” katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa akar masalahnya adalah ketidakseimbangan antara pendapatan dan harga mobil. Menurutnya, solusi untuk meningkatkan pendapatan memerlukan waktu lama, sementara solusi untuk menurunkan harga mobil bisa dilakukan lebih cepat.
Ada dua cara untuk menurunkan harga mobil, yaitu dengan merelaksasi instrumen pajak mobil baru melalui kebijakan pemerintah, atau produsen menciptakan kelas mobil yang lebih terjangkau.
Rachmad Basuki, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat-Alat Mobil dan Motor (GIAMM), menambahkan bahwa penjualan mobil baru akan terus stagnan jika pertumbuhan ekonomi tetap di angka 5 persen.
“Dengan pertumbuhan ekonomi hanya 5 persen, masyarakat akan sulit membeli kendaraan baru. Jika pasar domestik ingin tumbuh, pertumbuhan ekonomi harus berada di atas 6 persen. Jika tidak, Indonesia akan terjebak dalam middle income trap,” ujarnya.
More Stories
Racing Lovers Angga Saleho Owner Heaven Spa, Kini Konsisten Ramaikan Balap Drag Bike
Veda & Ramadhipa Lanjutkan Misi Besar di JuniorGP 2025 Usai Rookies Cup, Target Lebih Tinggi Menanti
Regulasi Baru Kelas NS155 di Kejurnas Sport MRS Seri-4: RPM Disamaratakan, Strategi Tim Bakal Berubah Drastis!