Monday, June 30, 2025
spot_img

Luca Marini Ungkap Masalah Utama MotoGP: Dominasi Ducati dan Dampak Sprint Race

Otoinfo – Luca Marini dari HRC memberikan pandangannya tentang masalah utama di ajang MotoGP saat ini, yakni kurangnya persaingan dari berbagai pabrikan di depan. Menurut Marini, masalah terbesar dalam balapan MotoGP saat ini adalah dominasi Ducati di papan atas.

“Bagi saya, aksi balapan tahun ini (2024) cukup bagus, tidak buruk,” ungkap Marini kepada Crash.net. “Namun, masalah terbesar adalah hanya ada Ducati yang berada di posisi teratas.”

Pada musim 2024, Ducati memenangkan 19 dari 20 balapan, dengan Aprilia menyabet satu kemenangan. Namun, yang paling mencolok adalah dominasi Ducati, di mana mereka menguasai podium pada 14 balapan, yang menjadi rekor baru. Di beberapa kesempatan, Ducati bahkan mendominasi lima besar di posisi teratas, sementara pada balapan Buriram, seluruh delapan Ducati finish di delapan besar, dengan Brad Binder dari KTM menjadi pembalap non-Ducati terbaik di posisi ke-9, tertinggal 13,7 detik dari pemenang.

Marini, yang menghabiskan tiga musim bersama VR46 Ducati sebelum pindah ke Honda pada 2024, mengungkapkan, “Dulu, kami tidak pernah melihat situasi seperti ini dengan begitu banyak motor dari pabrikan yang sama berada di depan. Dulu, ada Honda, Yamaha, Ducati, yang memberikan variasi lebih di kejuaraan.”

Saat ini, Marini menilai balapan MotoGP cenderung lebih monoton, di mana para penonton hanya memiliki dua pilihan: mendukung Jorge Martin atau Francesco Bagnaia. “Jadi, menurut saya, ini adalah masalah terbesar di kejuaraan kita saat ini,” lanjutnya.

Baca Juga:  Intip Detail Spesifikasi Honda Sonic 150 Terbaru

Pada musim lalu, gelar juara dunia diperebutkan antara Jorge Martin (Pramac Ducati) dan Bagnaia (Ducati Lenovo), dengan Marc Marquez dan Enea Bastianini menyelesaikan empat besar, namun keduanya jauh tertinggal lebih dari 100 poin dari posisi teratas. Binder, sebagai pembalap non-Ducati terbaik, hanya mengumpulkan 217 poin, jauh dibandingkan dengan 508 poin yang dimiliki Martin.

Namun, Marini memperingatkan bahwa kehadiran Marquez di tim pabrikan Ducati bersama Bagnaia bisa memberikan dorongan besar pada keduanya dan mengakibatkan persaingan sengit antara mereka dalam setiap balapan.

Selain itu, Marini juga membahas dampak dari pengenalan Sprint Race pada musim 2023, yang menurutnya membawa pengaruh besar terhadap dinamika balapan. Meskipun mendukung format tersebut dari sudut pandang hiburan, ia merasa Sprint Race mengurangi “emosi” dari balapan utama pada hari Minggu, karena hasilnya sering kali dapat diprediksi.

“Bagi saya, kompromi terbaik adalah hanya ada satu balapan di hari Minggu,” kata Marini. “Namun, untuk hiburan dan tontonan, Sprint Race sangat menarik karena pendek dan cepat.”

Marini juga menjelaskan bagaimana Sprint Race membuat balapan utama lebih terduga karena pembalap sudah mengetahui kondisi ban, konsumsi bahan bakar, dan karakter motor mereka. Meskipun demikian, Marini tetap menghargai langkah positif yang telah diambil dengan adanya format Sprint Race, yang menurutnya meningkatkan daya tarik MotoGP.

Baca Juga:  Wow! H. Putra Siapkan Bonus Bombastis Buat Pembalapnya

Untuk menantang dominasi Ducati, Marini percaya bahwa kemampuan untuk memulai balapan dengan cepat adalah kunci. Ia mengungkapkan bahwa saat di Barcelona, dirinya berhasil mencatatkan waktu start terbaik Honda dengan 0-100 km/jam, sebuah pencapaian yang lebih cepat dibandingkan saat mengendarai Ducati. Meskipun sempat mengalami kesulitan dengan pengenalan sistem baru, Marini menyatakan bahwa Honda kini telah kembali ke level yang sangat baik dalam hal start.

Dengan hadirnya Marini dan Joan Mir yang akan meluncurkan tim pabrikan Honda non-Repsol pertama sejak 1994, diharapkan Honda bisa kembali memperkuat posisinya di ajang MotoGP pada musim 2025.

Latest Posts