Otoinfo – Merger antara dua raksasa otomotif asal Jepang, Honda dan Nissan, kembali mencuri perhatian, khususnya dari mantan bos Nissan, Carlos Ghosn. Menurut Ghosn, proses penggabungan ini berpotensi membuat Nissan menjadi perusahaan yang “tertekan”, dengan Honda akan mendominasi. Ia juga memprediksi bahwa merger tersebut akan menyebabkan banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) di pihak Nissan.
“Saya yakin, tanpa ragu sedikit pun, Honda yang akan memegang kendali. Ini sangat menyedihkan bagi saya, karena setelah 19 tahun memimpin Nissan dan membawa perusahaan ini ke garis depan industri, saya kini harus menyaksikan mereka menjadi korban ‘pembantaian’, dengan adanya duplikasi total antara Honda dan Nissan,” kata Ghosn.
Ghosn yang terlibat dalam perseteruan hukum dengan Nissan pada tahun 2018 karena tuduhan pelanggaran keuangan, sebelumnya sempat dipenjara di Jepang. Namun, pada 2019, ia berhasil melarikan diri ke Lebanon dengan cara sembunyi di dalam sebuah kotak dan menggunakan pesawat pribadi.
Pada awal tahun 2023, Ghosn mengajukan gugatan di Pengadilan Kasasi Lebanon, menuduh Nissan dan dua perusahaan lainnya serta 12 individu melakukan pencemaran nama baik, fitnah, pemalsuan bukti, dan berbagai tindak pidana lainnya. Ghosn yang juga pernah memimpin aliansi Nissan-Renault-Mitsubishi, mengatakan bahwa pemangkasan jumlah karyawan kemungkinan besar akan terjadi karena kedua perusahaan tersebut akan berusaha menyinergikan operasional mereka.
Dengan penggabungan ini, efisiensi biaya akan menjadi prioritas, yang juga akan mengarah pada pengurangan duplikasi teknologi dan rencana perusahaan. Honda dan Nissan baru-baru ini mengonfirmasi bahwa mereka telah memulai pembicaraan mengenai merger bisnis ini.
Berdasarkan proposal yang ada, perusahaan induk baru hasil merger ini rencananya akan terdaftar di Bursa Efek Tokyo pada Agustus 2026. Diketahui bahwa Honda memiliki kapitalisasi pasar yang sekitar empat kali lipat lebih besar daripada Nissan, dan mereka juga akan menominasikan sebagian besar anggota dewan untuk entitas baru ini.