Otoinfo – Mengemudi mobil listrik telah menjadi pilihan yang semakin populer di Indonesia, terutama dengan munculnya Wuling Air EV, sebuah kendaraan yang mengundang perhatian dengan desainnya yang mungil dan ramah lingkungan. Namun, setelah berjalannya waktu, beberapa pemilik Wuling Air EV mulai menghadapi sejumlah masalah yang mengecewakan.
Salah satu pemilik Wuling Air EV, yang telah menggunakan kendaraannya selama 1,5 tahun dengan jarak tempuh sekitar 27 ribu kilometer, berbagi pengalamannya dengan masalah yang dihadapinya. Masalah pertama yang dia alami adalah ketidakmampuan mobilnya untuk melakukan proses pengisian daya (charging).
Meskipun beruntung karena masih dalam jangkauan garansi, masalah ini muncul karena penggunaan fast charging after market yang ternyata tidak sesuai dengan spesifikasi mobil. Selanjutnya, pemilik tersebut juga mengalami masalah dengan velg bawaan Mobil tersebut yang ternyata tidak cukup kuat dan mengalami peang, menyebabkan ketidakstabilan saat berkendara.
Bahkan, masalah serupa juga dialami oleh temannya yang memiliki Wuling Air EV. Mengganti velg bawaan dengan velg after market menjadi solusi, meskipun mencari velg dengan ukuran yang sesuai bisa menjadi tantangan tersendiri.
Ketika melakukan perjalanan menanjak dengan muatan penuh, mobilnya sering mengalami masalah overheat yang menyebabkan mogok. Ini menjadi masalah serius yang mengganggu pengalaman berkendara.
Selain itu, ada juga masalah dengan kaki-kaki bagian depan yang menghasilkan bunyi berisik saat berkendara. Bunyi tersebut disebabkan oleh kaliper rem depan yang longgar, dan pemilik menyarankan untuk menambahkan grease sebagai solusi sementara.
Ditambah dengan rilisnya Mobil tersebut yang menawarkan fitur dan kinerja yang lebih baik, beberapa pemilik Mobil tersebut merasa menyesal telah memilih kendaraan tersebut. Namun, mereka juga menyadari bahwa harga jual Wuling Air EV mengalami penurunan yang signifikan, membuatnya sulit untuk menjual kendaraan tersebut.
