Otoinfo – Toyota Fortuner, hasil produksi PT Toyota Indonesia Motor Manufacturing (TMMIN), menghadapi kontroversi setelah terungkap bahwa mesin diesel berkode 1 GD yang dipasang pada SUV tersebut mengalami manipulasi tenaga selama proses homologasi.
Kecurangan ini terungkap setelah komite investigasi Toyota Industries Corporation (TICO) menemukan bahwa Electronic Control Unit (ECU) pada mesin tersebut diganti dengan perangkat lunak lain untuk meningkatkan tenaga.
Skandal ini tidak hanya melibatkan mesin diesel 1 GD, melainkan juga melibatkan mesin 2 GD dan F33A, seperti yang diumumkan oleh Toyota Motor Corporation (TMC) Jepang.
Hasil penyelidikan menunjukkan adanya kejanggalan selama pengujian output horsepower untuk sertifikasi tiga model mesin diesel yang digunakan pada mobil Toyota di bawah TICO.
Mesin diesel 1 GD, yang diproduksi oleh TMMIN sejak Mei 2020 dan digunakan pada Fortuner generasi terbaru edisi facelift, memiliki kapasitas 2.755cc dengan 4 silinder DOHC dan dilengkapi dengan Variabel Nozzle Turbocharger (VNT) intercooler.
Mesin ini menghasilkan tenaga maksimal 203,9 PS di 3.000-4.000 rpm dan torsi 499,1 Nm di 1.600-2.800 rpm.
Akibat skandal ini, Toyota Indonesia Motor Manufacturing (TMMIN) memutuskan untuk sementara menghentikan ekspor Fortuner ke negara-negara di Timur Tengah.
Proses homologasi menjadi sorotan karena sertifikasi tersebut menentukan apakah kendaraan memenuhi standar yang ditetapkan.
Meskipun ekspor ke Timur Tengah terhenti, produksi Fortuner tetap berlanjut, karena hal ini tidak memengaruhi tingkat kualitas mobil.
Toyota mengonfirmasi bahwa saat ini ekspor ke negara-negara di Timur Tengah saja yang dihentikan sementara, sedangkan negara lain yang menerima spesifikasi serupa tetap berjalan.
Negara-negara Timur Tengah yang terkena dampak sementara ini melibatkan Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Yemen.
Selain Timur Tengah, mesin diesel 1 GD ini juga diekspor ke berbagai negara lain seperti Australia, Brunei Darussalam, Fiji, Jamaica, CFAO RHD, P.N.G, Sri Lanka, Suriname, Solomon, ST. Lucia, Trinidad, dan Filipina.
Skandal ini memberikan dampak signifikan pada reputasi Toyota Fortuner, dan penghentian sementara ekspor ke Timur Tengah merupakan tindakan responsif untuk menanggapi isu homologasi yang melibatkan manipulasi mesin. Otoinfo.