Otoinfo – Selama dua tahun terakhir, Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) untuk melakukan studi konversi mobil Toyota Calya dari bensin menjadi mobil listrik. Dalam perjalanan studi ini, Agus Purwadi, Kepala Laboratorium Riset Konversi Energi Listrik di ITB, memaparkan beberapa perkembangan menarik yang patut dicermati.
Tantangan Keamanan
Proses konversi ini belum mencapai tahap akhir, dan salah satu hambatannya adalah masalah keamanan. Agus mengungkapkan bahwa aspek keamanan menjadi fokus utama dalam studi ini.
Meskipun fungsi dasar mobil mungkin sudah berjalan dengan baik, namun untuk memenuhi standar internasional dan persyaratan homologasi, ITB dan TMMIN harus memastikan bahwa keselamatan menjadi prioritas utama.
Komitmen terhadap Keselamatan Internasional
Agus menegaskan bahwa konversi Calya ini tidak semata-mata sekadar membuat mobil berfungsi sebagai kendaraan listrik. ITB dan TMMIN berkomitmen untuk memastikan bahwa konversi ini mematuhi standar keselamatan internasional.
Dalam Seminar Nasional “Strategi Menuju Net Zero Emission Bersama Toyota Indonesia,” Agus menyampaikan bahwa memenuhi aspek keamanan yang ketat adalah tantangan utama yang sedang dihadapi.
Perjalanan Sejak 2020
Walaupun proyek ini secara resmi diumumkan pada tahun 2021, studi ini sudah dimulai sejak tahun 2020. Sayangnya, pandemi Covid-19 sempat menghambat progresnya. Namun, Agus memberikan keyakinan bahwa upaya ini akan terus berlanjut untuk mencapai kesuksesan konversi mobil Calya menjadi kendaraan listrik yang aman dan efisien.
Kendala Spesifik: Transmisi Matic
Salah satu kendala khusus yang dihadapi ITB adalah penggunaan transmisi matic pada Calya. Meskipun memilih transmisi ini memberikan kenyamanan dalam penggunaan sehari-hari, namun ternyata membutuhkan penyesuaian yang cukup kompleks.
Agus menjelaskan bahwa mapping dari Electronic Control Unit (ECU) harus di-adjust, sebuah tantangan yang tidak ditemui pada konversi mobil dengan transmisi manual.
Agus menyampaikan harapannya agar permasalahan teknis ini dapat segera diatasi. Dia mengakui bahwa konversi mobil roda empat memang memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi, terutama terkait dengan aspek keamanan.
Namun, ITB dan TMMIN percaya bahwa setiap tantangan adalah pelajaran berharga yang akan membantu mereka mencapai tingkatan atas dalam memenuhi homologasi kendaraan listrik.
Semoga upaya ITB dan TMMIN dalam menghadapi tantangan konversi mobil Toyota Calya menjadi kendaraan listrik dapat menjadi inspirasi bagi perkembangan teknologi ramah lingkungan di Indonesia. Otoinfo
More Stories
Tim MRT Semarang Siap Menggila di Superdragway! Andalkan BMW Kuning & Estilo Merah di Kelas Neraka
Totalitas Seateam59! Yogi Gresik Tancap Gas di 4 Kelas Superdragway Seri 3
Tak Lagi Muda Tapi Tetap “Ngeyel Balap”! Greco 907TM Tetap Konsisten Gaspol di SDW Final Round”