Subhanallah! M. Defa Khinza, Pembalap Muda Asal Aceh Ternyata Seorang Santri Hafidz Al-Qur’an, Sudah Hafal 10 Juz!

Otoinfo.id – Kisah inspiratif datang dari dunia balap motor Indonesia. M. Defa Khinza, pembalap muda asal Aceh, sukses mencuri perhatian setelah meraih podium juara di ajang Yamaha Cup Race (YCR) 2024 Seri 1 di Pekanbaru, Riau (17-18 Mei). Namun, bukan hanya prestasinya di lintasan yang mencengangkan publik.Ternyata, di balik helm dan baju balapnya, M. Defa Khinza adalah seorang santri penghafal Al-Qur’an.

“Alhamdulillah Om, saat ini lagi menimba ilmu di Ma’had DaarutTibyaan, salah satunya belajar jadi penghafal Al-Qur’an,” ungkap Khinza usai balapan.

Hafal 10 Juz di Usia Muda dan Tetap Fokus Balap

Saat ini, Khinza sudah hafal 10 juz dari target 30 juz yang ditetapkannya hingga lulus dari pondok. Ia mengaku tengah belajar membagi waktu antara dunia balap dan dunia pesantren.

“Lagi berusaha membagi fokus antara ikut balap dan tetap menimba ilmu agama. Insya Allah kalau ada niat dimudahkan jalannya, Aamin,” tambahnya dengan yakin.

Dukungan Penuh dari Keluarga dan Haru Sang Ayah

Dedek Fakrizal, ayah dari Khinza, mengungkapkan rasa bangganya terhadap sang anak. Ia bahkan tak kuasa menahan air mata ketika Khinza berhasil meraih podium pertama di YCR3 kelas Bebek 4T Tune Up Mix Rookie.

“Seperti juga dua adiknya, Khanza dan Kheiza, Khinza juga belajar hafidz di pondok pesantren,” tutur sang ayah penuh haru.

Mengingatkan Sosok Pembalap Hafidz Lainnya

Kisah Defa Khinza ini pun mengingatkan publik pada Agung Didu, pembalap asal Sulawesi yang juga memutuskan untuk fokus menjadi hafidz Al-Qur’an. Dua sosok ini menjadi bukti bahwa anak muda bisa tetap berprestasi di dunia olahraga tanpa melupakan nilai-nilai agama.

Antara Lintasan dan Hafalan, Khinza Jadi Teladan Generasi Muda

Perjalanan M. Defa Khinza adalah potret harmoni antara prestasi dunia dan akhirat. Di tengah hiruk-pikuk dunia balap, ia tetap menjaga hafalan dan menuntut ilmu agama. Sosoknya menjadi inspirasi santri modern dan anak muda Indonesia yang ingin mengejar mimpi tanpa kehilangan jati diri sebagai muslim.

Semoga langkah Khinza diberkahi dan menjadi pembuka jalan bagi lebih banyak pembalap muda yang juga mencintai Al-Qur’an.

About The Author