Otoinfo – Suzuki S-Presso adalah salah satu produk terbaru dari Suzuki yang diluncurkan di Indonesia pada September 2020. Mobil ini merupakan mobil city car yang ditujukan untuk segmen pasar yang menginginkan mobil murah, irit, dan praktis.
Namun, meskipun memiliki harga yang terjangkau, yaitu mulai dari Rp 118 juta, Suzuki S-Presso ternyata tidak laku di pasaran.
Menurut data dari berbagai referensi, penjualan Suzuki S-Presso hanya mencapai 1.055 unit selama tahun 2020, jauh di bawah target Suzuki yang sekitar 10.000 unit per tahun.
Lalu, apa yang menyebabkan Suzuki S-Presso gagal bersaing di pasar mobil Indonesia? Apa saja kekurangan dan kelebihan mobil ini? Bagaimana cara Suzuki mengatasi masalah ini? Simak ulasan kami berikut ini.
Desain Eksterior yang Kurang Menarik
Salah satu alasan utama mengapa Suzuki S-Presso tidak laku di pasaran adalah desain eksterior yang kurang menarik. Mobil ini memiliki bentuk yang kotak dan tinggi, mirip dengan mobil off-road.
Namun, mobil ini tidak memiliki fitur dan performa yang mendukung untuk berkendara di medan off-road. Selain itu, mobil ini juga terlihat kurang proporsional, karena memiliki ground clearance yang tinggi, namun ban yang kecil.
Desain lampu depan dan belakang juga terlihat sederhana dan kuno, tidak sesuai dengan tren mobil masa kini.
Desain eksterior yang kurang menarik ini membuat Suzuki S-Presso sulit bersaing dengan mobil sejenis yang memiliki desain lebih modern dan elegan, seperti Daihatsu Ayla, Toyota Agya, dan Honda Brio.
Mobil-mobil ini juga memiliki harga yang tidak jauh berbeda dengan Suzuki S-Presso, namun menawarkan tampilan yang lebih menawan dan stylish.
Fitur dan Teknologi yang Terbatas
Selain desain eksterior, fitur dan teknologi yang ditawarkan oleh Suzuki S-Presso juga terbatas. Mobil ini hanya memiliki fitur standar yang biasa ditemukan di mobil murah, seperti power window, power steering, AC, audio system, dan kamera mundur.
Mobil ini tidak memiliki fitur canggih yang bisa meningkatkan kenyamanan dan keselamatan pengemudi dan penumpang, seperti ABS, EBD, BA, airbag, immobilizer, smart key, start-stop button, dan lain-lain.
Fitur dan teknologi yang terbatas ini membuat Suzuki S-Presso kalah saing dengan mobil sejenis yang memiliki fitur lebih lengkap dan canggih, seperti Daihatsu Ayla, Toyota Agya, dan Honda Brio.
Mobil-mobil ini juga memiliki harga yang tidak jauh berbeda dengan Suzuki S-Presso, namun menawarkan fasilitas yang lebih mumpuni dan modern.
Performa Mesin yang Kurang Bertenaga
Selain desain eksterior dan fitur, performa mesin yang dimiliki oleh Suzuki S-Presso juga kurang bertenaga. Mobil ini menggunakan mesin bensin 1.000 cc 3 silinder yang mampu menghasilkan tenaga maksimal 67 hp dan torsi maksimal 90 Nm.
Mesin ini diklaim sebagai mesin yang irit bahan bakar, namun kurang responsif dan gesit saat berkendara di jalan raya. Mobil ini juga memiliki transmisi manual 5 percepatan atau otomatis 5 percepatan yang tidak terlalu halus dan presisi.
Performa mesin yang kurang bertenaga ini membuat Suzuki S-Presso kalah saing dengan mobil sejenis yang memiliki performa mesin lebih baik, seperti Daihatsu Ayla, Toyota Agya, dan Honda Brio.
Mobil-mobil ini menggunakan mesin bensin 1.000 cc atau 1.200 cc 4 silinder yang mampu menghasilkan tenaga dan torsi yang lebih besar, serta transmisi manual atau otomatis yang lebih halus dan presisi.
Pasar Mobil Indonesia yang Sudah Jenuh
Selain faktor-faktor internal, faktor eksternal yang mempengaruhi kegagalan Suzuki S-Presso di pasar mobil Indonesia adalah kondisi pasar mobil Indonesia yang sudah jenuh.
Pasar mobil Indonesia saat ini sudah dipenuhi oleh berbagai merek dan model mobil yang bersaing ketat untuk mendapatkan pangsa pasar.
Khususnya untuk segmen mobil city car, pasar mobil Indonesia sudah didominasi oleh merek-merek yang sudah lama dan terkenal, seperti Daihatsu, Toyota, dan Honda.
Merek-merek ini sudah memiliki loyalitas dan kepercayaan dari konsumen Indonesia, serta jaringan distribusi dan purna jual yang luas dan berkualitas.
Kondisi pasar mobil Indonesia yang sudah jenuh ini membuat Suzuki S-Presso sulit menembus pasar dan menarik minat konsumen Indonesia.
Mobil ini harus bersaing dengan mobil-mobil yang sudah memiliki nama besar dan reputasi yang baik di mata konsumen Indonesia, serta memiliki keunggulan-keunggulan yang tidak dimiliki oleh Suzuki S-Presso.
Bagaimana Cara Suzuki Mengatasi Masalah Ini?
Mengingat berbagai alasan yang menyebabkan Suzuki S-Presso gagal bersaing di pasar mobil Indonesia, bagaimana cara Suzuki mengatasi masalah ini? Apakah Suzuki akan menarik kembali produk ini dari pasar, atau melakukan perbaikan dan penyempurnaan untuk meningkatkan daya saingnya?
Menurut kami, Suzuki masih memiliki peluang untuk memperbaiki dan menyempurnakan produknya, agar bisa bersaing dengan mobil sejenis di pasar mobil Indonesia. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh Suzuki adalah:
- Melakukan riset pasar dan mendengarkan feedback dari konsumen, untuk mengetahui apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen Indonesia, serta apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan Suzuki S-Presso.
- Melakukan perubahan dan peningkatan pada desain eksterior, fitur, dan teknologi, agar sesuai dengan selera dan kebutuhan konsumen Indonesia, serta mampu bersaing dengan mobil sejenis yang sudah ada di pasaran.
- Melakukan promosi dan pemasaran yang lebih intensif dan kreatif, agar bisa menarik perhatian dan minat konsumen Indonesia, serta meningkatkan awareness dan brand image Suzuki S-Presso.
- Melakukan penyesuaian harga yang kompetitif dan sesuai dengan value yang ditawarkan, agar bisa menarik konsumen yang sensitif terhadap harga, serta memberikan value for money bagi konsumen.
Suzuki S-Presso adalah salah satu produk terbaru dari Suzuki yang diluncurkan di Indonesia pada September 2020.
Mobil ini merupakan mobil city car yang ditujukan untuk segmen pasar yang menginginkan mobil murah, irit, dan praktis. Namun, meskipun memiliki harga yang terjangkau, Suzuki S-Presso ternyata tidak laku di pasaran.
- Desain eksterior yang kurang menarik
- Fitur dan teknologi yang terbatas
- Performa mesin yang kurang bertenaga
- Pasar mobil Indonesia yang sudah jenuh
Untuk mengatasi masalah ini, Suzuki masih memiliki peluang untuk memperbaiki dan menyempurnakan produknya, dengan melakukan riset pasar.
Perubahan dan peningkatan pada desain eksterior, fitur, dan teknologi, promosi dan pemasaran yang lebih intensif dan kreatif, dan penyesuaian harga yang kompetitif.
Demikian artikel blog yang kami buat untuk Anda. Semoga artikel ini bermanfaat dan informatif bagi Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan, saran, atau kritik, silakan tulis di kolom komentar di bawah ini. Terima kasih telah membaca artikel kami. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Otoinfo
More Stories
Nyaris Juara! Alami Kendala Ban, Iwan Setiawan P2 di Race 1 SBK1000 & SS600 Community MRS
Wahyu Nugroho Bawa Yamaha LFN HP969 Global Ondolomon Podium 1, Kuasai NS600cc Race 1 MRS
Gede Pasek Tampil Apik, Juara Race 1 Kelas Sport 250cc Community Pro MRS