OtoInfo.Id-H. Sandy Agung, pemilik tim Yamaha SND Factory jujur akui di seri pembuka ARRC Thailand (2-4/3) kelewat tegang. Maklum saja, ini pengalaman pertamanya menahkodai tim untuk bertarung di level Asia. Boleh jadi, ketegangan yang dialaminya melebihi saat melewati moment sakral akad nikah. Wkwkw..Yup, sebagai kiprah perdana tim asal Bandung itu pasti jadi sorotan pemerhati balap. Mereka jadi salah satu tumpuan Indonesia di kelas Underbone 150 (UB150). Kelas yang jadi duel sengit Indonesia Vs Malaysia. Jutaan pasang mata pun menanti gebrahan tim yang andalkan duet Gupito Kresna Wardhana dan Syahrul Amin itu lewat siaran langsung tivi dan facebook.

Terlebih lagi, pilihan duet Gupito dan Syahrul sudah ‘terbaca’ untuk target tinggi. Gupito punya catatan prestasi sebagai juara Asia UB150 (2014 dan 2015), Amin pun pernah menyandang predikat juara nasional sport 150 cc dan 250 cc. Gupito yang tenang tapi paham permainan underbone level Asia, Syahrul yang asli Papua punya daya tarung tinggi. So, memang potensi ini yang bisa bikin ‘tensi’ dan adrenalin naik. Ya, teganglah jadinya. Hehe..

Memulai sesi pre test (hari pertama) dengan hasil yang tak mengecewakan,”Hari pertama pre test hasilnya membaik dari FP1 s/d 3, ada peningkatan dari catatan waktu. Gupito awalnya 2,07 jadi 2,02, Syahrul dari 2,11 jadi 2,05,”buka Pak Haji-sapaan akrabnya. Sempat jajal dengan opsi mesin yang beda di FP 1-2 (2/3), “Ada tiga mesin yang disiapkan, tapi disesi kualifikasi kembali ke mesin semuala. Hasil kualifikasi untuk menentukan superpole Gupito ke-3,”lanjut Pak Haji yang mengaku alami atmosfer yang beda saat jadi pembalap dan pemilik tim seperti saat ini.
Hasil superpole menempatkan Gupito di row 4(pos ke-12) dan Syahrul row ke-5 (pos ke-15). “Race 1 Syahrul finish ke-8, Gupito gagal finish. Untuk race 2 inputan dari race 1 lebih banyak mapping, mesin race 1 dan 2 sama, juga lebih ke penyesuaian riding style,”timpal Rizza Cau manager tim. Benar saja, race 2 Syahrul dan Gupito menunjukan perlawanan yang lebih agresif dibanding race 1. Puncaknya, Syahrul yang finish ke-4 naik ke peringkat kedua setelah Wahyu Aji (Yamaha Racing Indonesia) yang awalnya finish pertama terkena penalti 20 detik. Manuver Wahyu setelah keluar tikungan terakhir (last lap) dianggap membahayakan oleh juri. “Ini pengalaman pertama, jadi atmosfirnya tegang semuanya. Seri berikutnya harus lebih rileks, itu jadi PR bagi kita. Hehe,”tutup Pak Haji dengan senyum melebar. Habis tegang terbitlah menang! Wawan
