Otoinfo.id – Polemik di Moto3 kini bicara ke bobot pembalap yang dikritik oleh salah satu pemilik tim di Moto2, Sito Pons. Pons mengeluhkan soal aturan bobot di Moto3 tidak seimbang. Maksudnya ketika pembalap naik ke Moto2, dia akan kesulitan dengan bobot yang terlalu ringan. Jadi harus ada batas minimal bobot pembalap, hal ini pun juga bertujuan agar tidak ada pembalap diuntungkan dengan bobot yang lebih ringan dibanding pembalap lainnya. Pons juga menyebut kalau Moto3 seharusnya naik jadi 400 cc atau 500 cc.
“Saya akan mengatakan dengan sangat jelas bahwa berat total maksimum untuk Kejuaraan Dunia Moto3 salah,” kata Sito Pons, yang juga merupakan Juara Dunia 250cc tahun 1988 dan 1989.
Baca Juga : MotoGP dan Superbike Tidak Sebanding, Ini Kata Remy Gardner
“Karena ada total berat pembalap, motor dan perlengkapannya, yaitu helm, wearpack, boots, pelindung dan sebagainya. Tapi mereka hanya memasukkan 60 kg untuk bobot pengendara. Saya jarang melihat pembalap Moto3 dengan berat 60kg sedangkan peralatan lengkap beratnya sekitar 10 kg. Situasi ini menyebabkan yang ringan bisa menang di Moto3. Sebagai pembalap muda dengan pertumbuhan normal, tidak bisa lagi mengikuti kelas Moto3. Siapa pun yang berbobot 68 atau lebih berat tidak memiliki peluang melawan pembalap yang lebih kecil di Moto3. Karena itu dia harus segera naik ke Moto2 atau merekomendasikan dirinya di kategori lain untuk Moto2,” sambungnya.
“Jika berat pembalap 68 atau 70 kg, berat dia sudah 80 kg termasuk perlengkapannya. Dengan berat itu, dia tidak memiliki peluang untuk mendapatkan hasil yang layak di Moto3,” terangnya.
Baca Juga : Bracket Kaliper Nmax by SRP Buat Brembo atau KTC Presisi Dipakai Shock Standard, Harga?
Pons memberi solusi untuk Komisi Grand Prix. Dia mengatakan kalau harus menambah bobot total di Moto3 sebesar 10 kg (saat ini 152 kg) dengan bobot pembalap minimal 70-75 kg.
