OtoInfo.Id-Grand Final MotorPrix 2018 di Sirkuit Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jatim telah berakhir (18/11) kemarin. Hasilnya, ada 6 rider yang berhak menyandang gelar juara nasional yakni Wilman Hammar (MP1), Dicky Ersa (MP2), Aditya Prakoso (MP3 dan MP5), Galang Tor-Tor (MP4) dan Aldi Satya Mahendra (MP6). Sesuai dengan ketentuan bahwa merekalah pengumpul total poin tertinggi dari hasil penjumlahan point region dan point grand final.

Jadi, misal seorang rider sebagai juara region maka dia bermodal poin region 25, lantas jika mampu finish pertama di grand final maka punya point grand final 25, total point jadi 50 begitu seterusnya.Namun, jika ada total point yang sama, maka penentuanya juara nasional dari hasil grand final siapa yang poinnya lebih tinggi. Seperti di kelas MP6, dimana Aldi Satya Mahendra dan Dimas Juliatmoko kumpulkan total point yang sama yakni 45, tapi poin grand final Aldi lebih tinggi (25), sedangkan Dimas 20.
Tapi ada yang tak kalah menarik dibalik hitung-hitungan point penentu juara nasional itu. Yakni, bagaimana riset yang dilakukan oleh produsen ban IRC dan Pirelli, sebagai ban resmi di MotorPrix tahun ini. Keduanya, melakukan riset yang sama-sama serius untuk mendukung performa optimal pacuan. Adalah IRC Fasti dan Pirelli Diablo Rosso Corsa II, produk ban yang dimaksud. Paling jadi sorotan di region Jawa yang jadi barometer dari teknologi, skill rider dan tingkat kompetisi. IRC Fasti dengan formulasi terbaru atau mengambil istilah Dodiyanto selaku Senior Brand Executive & Product Development PT. Gajah Tunggal Tbk dengan ‘micin baru’ cukup mendominasi pada klasemen akhir region Jawa.

Pirelli bersama tim riset dari Itali tak tinggal diam dan terus melakukan improve. Alhasil, lewat Buletin IMI No 13/2018 tertanggal 8 November, Pirelli mengeluarkan tipe terbaru yakni Pirelli Diablo Rosso Corsa II dengan ukuran 100/80-17 (depan/belakang) dan 110/70-17 (depan-belakang). Itu artinya, lewat bulletin itu secara regulasi Pirelli tipe terbaru telah memenuhi persyaratan. Secara konstruksi, memang punya tapak yang lebih lebar dibanding dengan ukuran sebelumnya yakni 90 / 80-17. Ibarat pertandingan sepak bola, riset ini memang keluar disaat ‘injury time’ alias menit-menit terakhir. Riset terbaru itu memang langsung dicoba di Grand Final sebagai babak penentuan juara nasional.

Hasilnya memang cukup mengejutkan, trio Astra Motor Racing Team (ART) Yogyakarta yakni Fitriansyah Kete, Dicky Ersa dan Aditya Prakoso mendominasi, bahkan Dicky Ersa dan Aditya Prakoso mengunci gelar jura nasional pada tiga kelas seperti yang disebutkan tadi. Meski begitu, MP1 atau 150 cc seeded tetap milik IRC Fasti1 lewat Wilman Hammar (Yamaha Bahtera Racing), sebagai kelas paling bergengsi. Buah keseriusan riset IRC dan Pirelli yang harus diakui menghidupkan kompetisi balap motor nasional. Selamat! Wawan