Otoinfo.id-Sekitar tahun 2014 lalu Juni AS pembalap asal Blitar, Jawa Timur resmi gantung helm dari dunia balap yang membesarkan namanya. Putar haluan bekerja di bengkel AHASS ternyata belum bisa memuaskan hasratnya. Tahun 2016 dirinya kembali turun gunung alias kembaki ke dunia road race, tapi bukan sebagai pembalap pastinya.
“Setelah dari AHASS saya melatih beberapa pembalap, tapi di 2016 saya mulai diberi tawaran untuk menjadi mentor pembalap di tim balap saat itu,” bilang Juni saat ditanya penulis. Kiprahnya di tim balap untuk menjadi mentor pembalap justru membuatnya nyaman, hingga saat ini dirinya masih dipercaya oleh tim besar untuk mendampingi beberapa pembalap muda.

Baca Juga : YSR 2019 Sentul (Seri 3): Anak Didik Juni AS, Dovan Dzakiyah Tercepat QTT All New R15 Junior Pro, Kiatnya?
“Setelah tim BKMS, musim ini saya dipercaya oleh tim Shakespeare untuk mendampingi 3 pembalapnya supaya bisa berinteraksi lebih jelas,” ungkapnya. Menjadi mentor pembalap terbilang tidak mudah, Juni musti mengikuti segala aktivitas pembalap tim tersebut dan musti memberikan evaluasi tentang gaya balap saat latihan atau saat balap sekalipun.
“Pembalap masuk paddock saya juga masuk, pembalap masuk sirkuit saya musti memantau gaya balap hingga racingline,” tambahnya lagi.Yap, itu yang dilakukan seorang mentor untuk membuat mental pembalap lebih bagus dan mudah dimengerti oleh pembalap maupun mekanik.
Baca Juga : Indonesia Motorsports Series (IMS) 2020: Dimulai Bulan Juni, Totalnya 5 Seri!
“Biasanya setelah balap saya evaluasi kurangnya pembalap di sebelah mana supaya bisa improve, setelah itu penyampaian ke mekanik tentang kurangnya motor saya bantu supaya antara mekanik dan pembalap lebih jelas,” imbuh warga Blitar tersebut. ATH