OtoInfo.Id-Pantang menyerah, kalimat ini tampaknya cocok untuk menggambarkan perjalanan hidup M. Fadli Imammuddin, sang atlet para balap sepeda Indonesia. Dibalik keberhasilannya menyabet medali emas di nomor 4000 meter individual pursuit C4 (tunadaksa) di Asian Para Games 2018 belum lama ini, terdapat cerita menarik yang bisa menjadi pembelajaran.
Ya, Fadli bukan orang lama di bidang kompetisi olahraga. Namanya sempat melambung kala masih menjadi seorang pembalap motor. Berbagai prestasi Ia torehkan di tingkat nasional hingga internasional.
Terakhir, Ia mampu berprestasi hebat di ajang balap Asia Road Racing Championship (ARRC) 2015 seri kedua, di Sirkuit Sentul. Fadli pada saat itu meraih podium pertama di kelas 600cc. Sayang kemenangan itu bukan dirayakan dengan kebahagian, melainkan petaka yang menimpanya.

Fadli yang saat itu melakukan selebrasi setelah melintasi garis finis, tertabrak oleh pembalap lain yang melaju kencang dari belakang. Naas insiden itu membuatnya harus kehilangan kaki kiri, sehingga karir balap motornya terpaksa ikut terhenti. Ia pun sempat menjadi seorang pelatih sekaligus konsultan balap, bahkan mendirikan sekolah balap.
Bukan Fadli kalau tak berusaha keras. Tak mau lama-lama berdiam diri, Ia seolah ingin terus menghasilkan prestasi. Perhatiannya pun beralih pada bidang balap sepeda. Butuh waktu lama baginya untuk melakoni bidang olahraga tersebut. Pasalnya Ia harus beradaptasi untuk dapat memacu sepedanya.
