Friday, June 27, 2025
spot_img

Mengapa Harga Jual Mobil Listrik di Indonesia Anjlok? Inilah Dua Penyebab Utamanya

Otoinfo – Persaingan mobil listrik di Indonesia kini semakin ketat dengan semakin banyaknya model yang diluncurkan oleh berbagai pabrikan terkenal. Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air EV adalah contoh dari mobil listrik yang menarik perhatian konsumen. Namun, di balik pesatnya perkembangan ini, terdapat satu masalah yang mulai dikeluhkan oleh para pemilik mobil listrik: harga jual kembali yang anjlok.

Ada beberapa penyebab utama yang membuat harga jual kembali mobil listrik di Indonesia anjlok. Berikut adalah dua penyebab utamanya:

Harga Baterai Mahal

Salah satu faktor utama yang menyebabkan harga jual kembali mobil listrik anjlok adalah mahalnya harga baterai. Setiap baterai memiliki usia pakai, dan meskipun pabrikan biasanya memberikan garansi hingga 8 tahun, setelah masa garansi habis, biaya penggantian baterai perlu dipertimbangkan dengan serius oleh pemilik.

Di Indonesia, harga baterai masih sangat mahal. Misalnya, harga baterai untuk mobil listrik mungil seperti Wuling Air EV bisa mencapai ratusan juta rupiah. Selain itu, ketersediaan baterai di Indonesia masih terbatas, sehingga membuat proses pergantian baterai menjadi lebih sulit dan mahal.

Faktor inilah yang membuat banyak konsumen ragu untuk membeli mobil listrik, terutama mobil listrik bekas. Ketidakpastian mengenai biaya penggantian baterai di masa depan menjadi salah satu alasan utama mengapa harga jual kembali mobil listrik menjadi anjlok.

Baca Juga:  Chery Omoda E5 Dominasi Pasar BEV, Penjualan Mobil Listrik Naik Drastis! Temukan Daftar Lengkapnya di Sini!

Perawatan Masih Sulit

Selain masalah baterai, perawatan mobil listrik di Indonesia juga masih menjadi tantangan tersendiri. Saat ini, masih sangat jarang terdapat mekanik yang ahli dalam menangani mobil listrik. Keterbatasan ini membuat orang berpikir dua kali untuk membeli mobil listrik karena mereka khawatir tentang kemungkinan kesulitan dalam perawatan dan perbaikan.

Banyak bengkel di Indonesia belum memiliki kemampuan atau peralatan yang memadai untuk menangani permasalahan mobil listrik. Hal ini mengakibatkan pemilik harus mencari bengkel khusus atau membawa mobil mereka ke bengkel resmi yang mungkin tidak selalu mudah ditemukan dan mungkin juga lebih mahal.

Kurangnya Peminat

Karena berbagai permasalahan di atas, minat masyarakat terhadap mobil listrik masih rendah. Mobil listrik bekas pun sulit terjual karena kurangnya peminat. Hal ini berdampak pada harga jual kembali yang menurun, memaksa para pemilik untuk menjual mobil mereka dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan saat membelinya.

Pada akhirnya, dua faktor utama tersebut—mahalnya harga baterai dan sulitnya perawatan—berperan besar dalam menurunkan harga jual kembali mobil listrik di Indonesia. Konsumen perlu mempertimbangkan faktor-faktor ini sebelum memutuskan untuk membeli mobil listrik, baik baru maupun bekas. Otoinfo.

Baca Juga:  Honda Supra Matic 2024: Keindahan Elegan dengan Rangka eSAF yang Super Kokoh! Apa Rahasianya?

Latest Posts