Otoinfo – Jeep bersiap untuk meramaikan pasar mobil listrik di pasar otomotif dengan memperkenalkan model baru dan lebih terjangkau. CEO Stellantis, Carlos Tavares, mengungkapkan bahwa Jeep EV ini akan dijual dengan harga sekitar US$ 25.000 atau sekitar Rp 400 juta, yang dianggap cukup terjangkau di Amerika Serikat (AS).
Tavares menyatakan bahwa tujuan peluncuran model ini adalah untuk menarik lebih banyak konsumen, mengingat adopsi kendaraan listrik yang masih di bawah ekspektasi. “Sama seperti kami meluncurkan Citroen e-C3 dengan harga € 20.000, Jeep seharga US$ 25.000 juga akan segera hadir,” ujarnya.
Di pasar Eropa, Jeep Avenger EV dijual dengan harga sekitar € 35.000 atau sekitar US$ 37.900. Namun, model Avenger ini belum tersedia di AS, karena Jeep masih fokus pada model plug-in hybrid di sana.
“Jika Anda bertanya kepada saya tentang kendaraan listrik (BEV) yang terjangkau, saya akan mengatakan € 20.000 di Eropa dan US$ 25.000 di AS. Jadi tugas kami adalah membawa BEV yang aman, bersih, dan terjangkau seharga US$ 25.000. Kami akan mewujudkannya,” tegas Tavares.
Selain itu, Tavares turut mengomentari kebijakan tarif 100% yang diterapkan oleh pemerintahan Joe Biden terhadap kendaraan listrik asal China.”Memang, waktu bisa membantu, tetapi Anda tidak bisa menghentikan persaingan. Melindungi diri dengan tarif proteksionis tidak akan membantu Anda menjadi kompetitif,” katanya.
Tavares optimis bahwa dalam tiga tahun ke depan, perusahaan akan mampu mencapai keseimbangan biaya antara kendaraan listrik dan kendaraan berbahan bakar konvensional. Dengan demikian, mereka bisa bersaing lebih baik dengan mobil listrik dari China yang harganya lebih terjangkau. Otoinfo.