Otoinfo – Harga jual kembali mobil listrik menjadi sorotan utama di kalangan calon pembeli, khususnya dibandingkan dengan mobil konvensional yang cenderung mempertahankan nilai lebih baik. Dalam konteks ini, Kendaraan listrik menghadapi tantangan karena nilai jual kembali mereka cenderung turun lebih dalam dalam jangka waktu yang relatif singkat.
Neta Auto Indonesia, sebagai salah satu perusahaan yang aktif dalam industri Kendaraan listrik Tanah Air, mengakui bahwa saat ini harga jual kembali Kendaraan listrik memang masih rendah. Wahyu Handani, selaku Training and Sales Manager Neta Auto Indonesia, menjelaskan bahwa penurunan nilai ini terutama disebabkan oleh permintaan yang masih terbatas di pasar domestik.
Namun demikian, Wahyu menekankan bahwa meskipun nilai jual kembali awal mobil listrik mungkin rendah, biaya penggunaan mereka dalam jangka panjang cenderung lebih terjangkau. Hal ini terutama disebabkan oleh biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan dengan mobil berbahan bakar konvensional.
Sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan ini, Neta Auto Indonesia sedang merancang program buy back guarantee. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan memberikan jaminan nilai kembali yang lebih baik untuk Kendaraan listrik Neta di masa depan.
Terkait dengan situasi pasar, harga mobil listrik bekas di Indonesia juga menunjukkan variasi yang signifikan. Sebagai contoh, Wuling Air EV tersedia dengan harga mulai dari Rp 130 juta, sementara Nissan Leaf dibanderol dari Rp 550 juta, dan Hyundai Ioniq Electric dapat ditemukan dengan harga sekitar Rp 420 juta.
Fenomena depresiasi Kendaraan listrik tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di pasar internasional seperti Amerika Serikat. Riset terbaru dari pasar AS mengungkapkan bahwa mobil listrik, termasuk model-model canggih seperti Mercedes-Benz EQS, dapat mengalami penurunan harga hingga 47,8% hanya dalam satu tahun penggunaan.
Studi lebih lanjut dari iSeeCars juga menyoroti bahwa mobil listrik seperti VW ID.4, Hyundai Ioniq 5, Kia EV6, dan Nissan Leaf cenderung kehilangan lebih dari 30% dari nilai pembelian awal dalam tahun pertama kepemilikan.
Secara keseluruhan, meskipun tantangan harga jual kembali masih ada, perkembangan program seperti buy back guarantee dapat menjadi langkah positif untuk mengimbangi depresiasi nilai yang lebih tinggi pada Kendaraan listrik dibandingkan mobil konvensional. Ini juga dapat membantu dalam memperluas pasar mobil listrik dengan menawarkan solusi finansial yang lebih menarik bagi konsumen. Otoinfo