Otoinfo – Persaingan di dunia otomotif khususnya mobil listrik (EV) kini semakin ketat dan menelan korban. Salah satu negara yang menjadi pusat persaingan ini adalah Tiongkok, yang dikenal sebagai epicentrum mobil listrik dunia. Pada bulan ini, Nissan Motor Co. mengumumkan keputusan mengejutkan untuk menutup pabrik mobil penumpang mereka yang berlokasi di provinsi Jiangsu.
Nissan, pabrikan mobil asal Jepang, memberikan alasan resmi atas penutupan tersebut. Mereka mengaku tidak mampu bertahan dalam perang harga yang semakin sengit serta menghadapi meningkatnya popularitas mobil listrik merek asli Tiongkok.
Kondisi ini tidak hanya dialami oleh Nissan saja, tetapi juga pabrikan Jepang lainnya yang memiliki pabrik dan jaringan penjualan di Tiongkok. Respon yang lamban terhadap perkembangan mobil listrik oleh pabrikan Jepang dianggap menjadi salah satu penyebab utama kekalahan mereka dibandingkan produsen mobil asal Tiongkok yang bergerak lebih cepat dan agresif.
Sebagai informasi, pabrik Nissan yang ada di Changzhou memiliki kapasitas produksi yang cukup besar. Dengan kapasitas terpasang mencapai 130 ribu unit per tahun, pabrik ini menyumbang sekitar 10 persen dari total kemampuan produksi semua pabrik Nissan di Tiongkok.
Di seluruh Tiongkok, Nissan memiliki delapan pabrik yang berkolaborasi dengan pabrikan lokal, Donfeng Motor Corp. Jika beroperasi secara penuh, seluruh pabrik tersebut mampu merilis hingga 1,6 juta kendaraan setiap tahunnya.
Namun, penutupan pabrik di Jiangsu bukanlah kasus pertama. Tahun lalu, Mitsubishi juga menghentikan produksinya di Tiongkok, dan Honda telah mengurangi waktu kerja penuh di pabrik mobil mereka di negara tersebut.
Hal ini menunjukkan tren menurunnya pangsa pasar pabrikan Jepang di Tiongkok. Pada bulan Mei 2024, pangsa pasar mobil merek Jepang tercatat hanya 12,1 persen, menurun drastis dari 23,1 persen pada tahun 2020.
Sementara itu, produk mobil merek lokal Tiongkok mengalami lonjakan signifikan. Pangsa pasar mereka naik hingga 61,3 persen dari hanya 23,1 persen pada tahun 2020, menurut catatan asosiasi pabrik kendaraan bermotor Cina.
Kenaikan ini menunjukkan dominasi yang semakin kuat dari pabrikan mobil lokal di pasar Tiongkok, yang pada akhirnya memaksa pabrikan asing seperti Nissan untuk mengurangi atau bahkan menutup operasinya.
Keputusan Nissan untuk menutup pabrik di Tiongkok merupakan cerminan dari dinamika persaingan yang terjadi di industri otomotif global. Perkembangan teknologi mobil listrik dan kebijakan pemerintah setempat yang mendukung kendaraan ramah lingkungan menjadi faktor penting yang mempengaruhi peta persaingan.
Bagi pabrikan mobil asing, adaptasi dan inovasi menjadi kunci untuk bertahan dalam persaingan yang semakin sengit ini. Otoinfo.