Otoinfo.id – Tak mau berada di zona nyaman, Mevans Sanggramawijaya selaku crosser executive dan juga owner dari Onesixeight Motocross Team memberi gebrakan baru. Kabarnya Pangeran Nurhikmah Putra Jaya merombak Onesixeight Motocross Circuit yang ada di Pemalang.
Arena tersebut yang awalnya didesain untuk semua level crosser bahkan crosser new comer, kini dirubah lebih spesifik mengarah ke desain supercross. Proses perombakan melibatkan Mul, nama besar sebagai desainer sirkuit yang juga sudah dipakai di kejurnas maupun internasional.
Baca Juga : Mevans Sanggramawijaya – Pangeran Nurhikmah Putra Jaya : Konsekwensi Pekerja Keras & Integritas Tanpa Batas
Perombakan tersebut juga sebagai bentuk tanggapan sang Pangeran karena terlalu lamanya event motocross terhenti. Yang mengakibatkan tensi balap menurun dan pastinya mengkhawatirkan.
Nah, di kesempatan libur balap yang masih belum jelas sampai kapan, Mevans memilih intens berlatih skill di Onesixeight Motocross Circuit. Faktor kebetulan, Mevans juga baru saja sembuh dari Covid-19, hingga berat badanya naik.
“Dan sekarang saatnya, kembali intens olah fisik dan gas poll di sirkuit motocross,” semangat pria flamboyan yang kini menyandang status single parents yang dikaruniai satu putra itu.
Di kesempatan ini, Mevans didampingi Azim Zulfikar crosser inti Onesixeight Motocross Team, serta crosser-crosser Kuta Motocross Team. Dalam statetmentnya, Mevans juga menegaskan, “Kalau hanya berlatih dan berlatih di sirkuit yang monoton, sulit memonitor taraf pengembangan skill dan level nyali,” katanya.
Bahkan, kalau ada sparing, pressurenya kurang tinggi. Sehingga tak ada siklus pengembangan ke arah yang membaik. “Dan hal ini memang saya akui, disaat intensitas event motocross menurun, lambat laun merubah kapasitas skill termasuk fisik,” sambung Mevans.
Jadi, skema dan prinsip dari renovasi Onesixeight Motocross Circuit ini, sebagai improve dan semangat saya dan keluarga besar Onesixeight Motocross Team, untuk menjaga tensi bertarung.
Termasuk ada tantangan baru yang harus dipelajari lebih lanjut, untuk kembali meningkatkan skill, dari tradisi sebelumnya. Seperti makin minimnya peluang crosser untuk rileks, karena handicap cukup rapat, sebagai tipikal supercross.
“Dari sini jadi ketahuan, prosentase penurunan fisik usai 30 menit running,” sebut Mevans yang kini tampil berjambang.
Sisi lain, dengan renovasi sirkuit yang mengarah supercross ini, nyali jadi terpacu untuk lebih berani membuka RPM mendekati limit, sebagai tantanganya. Nah input positifnya ada disini.
Sebab, rubahan desain handicap, rentang jarak jumpingnya sangat rapat. Kaki kiri jadi lebih aktif, bermain gigi transmisi pada perbandingan yang tepat. “Sukanya ada disini, secara tak langsung teknik dan ilmu dari learning by doing ini, bisa saya adopsi dan kembangkan lebih lanjut,” senyum Mevans.
Selebihnya, untuk mekank dan pit crew, juga kebagian edukasi memilih tipe ban.
“Yaitu pemilihan tipe patern ban yang paling tepat, agar optimal mengawal traksi, sekalipun mesin over power,” pungkas Mevans.