OtoInfo.Id-Siapa yang tak kenal sosok H. Asep Yusuf Hendra Permana kondang dengan nama Asep ‘Juragan’ Hendro. Pemilik brand AHRS (Asep Hendro Racing Sport) itu memang fenomenal. Lama tak jumpa, portal ini bersua di gelaran Yamaha Sunday Race (YSR) seri 2 akhir pekan lalu (6/5) di Sirkuit Sentul, Bogor, Jabar. Pria yang akrab disapa Juragan itu memang bukan jadi peserta di YSR, tapi kehadirannya bikin portal ini coba mengulik kembali history anggota ‘gengster’ yang berubah jadi juragan itu. Penasaran? Yuk disimak!
Sosok yang multidimensi. Tahun 80-an, dia bocah badung yang ingin jadi dokter hewan asli desa Munjul, Cilawu, kelurahan Mangku Rakyat Garut. Dia termasuk budak baong (nakal) yang suka kebut-kebutan mengikuti kakaknya, almarhum Cecep Hendro dan anggota geng motor RM2K. Jajaka Sunda kasep (ganteng) ini suka nyerempet bahaya gemar berkelahi, ugal-ugalan di jalan sampai uji nyali di trek beneran.
Kini, pasangan S. Hendro dan Ai Suhaemi menjelma jadi enterpreuneur kawakan di dunia motor. Produknya Asep Hendro Racing Sport ber-omset miliaran rupiah. Ia juga mendirikan Asep Hendro Clothing Industries dan sedang mendirikan pabrik gede di Garut. Sebagai tokoh muda, bapak 6 anak kelahiran 1969 ini juga pede memimpin 400-san anak buah dan anak perusahaan yang dibinanya. Tak cuma itu, kecintaanya pada dunia balap membuat pengabdiannya terkesan spektakuler. Asep mendirikan Asep Hendro Racing Team untuk Road Race dan Motocross. Hasilnya, seluruh pembalapnya, Deni Orlando-Farhan (motocross) dan Fadli,Wahyu Widodo, Meilan, Denden Darmawan (road race) jadi kampiun di kedua cabang ini.
Racing suit AHRS mulai merambah balapan nasional saat musim balap nasional tahun 2000. Perubahan suasana balapan nasional terjadi. Baju balap AHRS jadi pilihan pembalap-pembalap yang tidak sanggup untuk membeli produk buatan luar negeri bermerek Kushitani, Taichi, Alpinestars, dan Dainese.
Merek-merek luar negeri dijual tahun 2000 sudah mencapai Rp 15 juta lebih. Ini belum termasuk harga kalau minta desain khusus. Tapi, racing AHRS yang diproduksi di Garut dengan material kulit domba Garut, Jawa Barat, bisa dibeli maksimal Rp 3 jutaan. Harga Rp 3 jutaan untuk wearparck AHRS sudah bisa minta rancangan sendiri. Gebrakan berani ini bukan melulu mencari untung tapi berdampak besar bagi spirit anak-anak muda yang ingin jadi pembalap. Dengan dana pas-pasan mereka pede turun di sirkuit.
Sipnya, kualitas buatannya juga bisa dipertanggung jawabkan. Tak hanya pembalap kita yang bangga memakai produk Wearpack AHRS tapi pembalap negeri tetangga seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura. Tak sampai di situ saja, pembalap tim pabrikan motor besar juga ikut memakai produk dalam negeri bermarkas di Depok, Jawa Barat ini. Pencapaian yang membanggakan dan sangat menginspirasi! Isfan/Wawan