Otoinfo.id-Performa suspensi prima jadi salah satu kuncian penting matik 200 korekan Imam Zatory (ZTM Racing) berjaya di spek 200. Bukan asal ngomong tapi terbukti pada seri ke-2 gelaran drag bike di Sirkuit Borubudur, Magelang (7/4) lalu.
Sukses podium juara matik 200 pemula dan open adalah bukti tak terbantahkan. Matik 200 pemula oleh Dwi AW (Klaten) dan open dengan Eko Chodox Sulistyo (Semarang). Kedua joki itu membela tim Bank BJB GBU OP27 Jet Up. Ternyata oh ternyata, produk suspensi yang dimaksud adalah RCB (Racing Boy) SB-2 dan SB-3 . Mantap!
Performa mesin dan suspensi harus seimbang, utamanya yang belakang. Kudu saling respon dengan power. Saat dapat tenaga, suspensilah yang akan bekerjasama dengan grip ban. Pun begitu dengan drag bike. Apalagi start itu punya pengaruh 75% di arena balap lurus ini. “Tolakan suspensi harus pas dengan grip ban dan putaran mesin sesuai feeling,” ucap Eko Chodox, yang memang piawai memainkan jurus start.
Artinya, semakin pas setingan suspensi, tenaga tidak banyak terbuang pecuma. “Setup suspensi pas startnya pun mulus,” sambung Dwi AW, pemula yang punya insting setting yang good. “Diantara beberapa produk suspensi, kami pilih RCB SB-2 dan SB-3 lantaran punya keunggulan pada kemudahan setting,”nilai Imam ZTM seraya bilang untuk settingnya dari tingkat kekerasan spring alias per.

Yes, spring atau per adalah salah satu dari dua komponen utama pada sokbreker selain damper. Setting keduanya membrikan sifat yang beda pula. “SB-2 atau SB-3 tersedia dua jenis yaitu double shock untuk motor bebek dan sport. Lalu, jenis mono shock untuk matic seperti Mio, Vario dan Beat. Untuk SB-2 dan SB-3 sendiri lebih banyak dipakai untuk motor motor bebek maupun matic, Type SB-2 dan SB-3 sepertinya sudah menjadi piranti wajib buat suspensi motor balap dragbike atau roadrace bahkan untuk motor harian juga bagus. SB-2 dan SB-3 beda pada posisi tabung aja, tapi teknologi sama,”tukas Achib Putro dari PT. Enwan Multi Partindo (EMP) pemegan merek Sok RCB di Indonesia. Sip! Wawan